Thursday, October 25, 2012

Stronger

Hari Sabtu-Minggu lalu, saya mengikuti suatu perlombaan Biologi yang diadakan oleh salah satu universitas di Surabaya. Target awal cuma sampai semifinal (diambil 20 besar dari 870-an peserta saja sudah WOW), sehingga bisa langsung pulang. Tapi ternyata, saya masuk 5 besar yang melanjutkan ke final esok harinya.

Dan materinya? Pembedahan. Dan pengamatan tumbuhan.

Di mana saya TIDAK PERNAH membedah apapun. Dan saya, sebagaimana kebanyakan anak perempuan lain, TIDAK SUKA dengan yang namanya katak. Hei, yang paling mungkin untuk dibedah hanya ikan dan katak, kan? Semua kemungkinan harus diperhitungkan!

Monday, October 22, 2012

[Poetry] Reliable

O My Dear,
Need not to fear,
although cry might you bear,
'cause He shall hear,
and He shall be near;
He shall lend you powers; mightier,
ever and ever;
A lend of no return--but some prayers,
from you who used to forget.

-20102012-
Experience talks.

[Poetry] White Romance

Snow falling...
So white, so pure, prettily they flow down the air,
into our waiting hands
Then we'll walk together,
under this snowy shower, 
holding hands and holding gazes,
and we'll say,
"miraculous, isn't it?'

Snow falling...

-20102012-
A sudden rush during Math
Inspiration from Kalafina's song, snow falling.

Thursday, October 18, 2012

Aku Sayang Mereka

[Tulisan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Lomba Blog Gerakan Indonesia Berkibar "Guruku Pahlawanku" oleh Gerakan Indonesia Berkibar.]



Belakangan ini, saya sering memikirkan soal guru-guru saya. Baik yang mengajar di sekolah maupun yang saya kenal di lembaga bimbingan belajar. Saya ingat-ingat bagaimana cara mereka berinteraksi dengan saya. Satu demi satu. Mulai dari guru-guru muda yang bisa lebih santai, sampai guru-guru senior yang punya wibawa lebih. Mulai dari guru yang 'sangar', sampai guru yang dekat dengan murid-muridnya. Semua saya bandingkan.

Dan hasilnya? Saya menyimpulkan bahwa semua guru saya itu perhatian pada saya. Istilah kerennya, mereka care. Memang, ada yang tarafnya biasa, tapi ada juga yang tarafnya superlatif. Berbeda untuk tiap individu, yang punya sifat berbeda-beda pula. Ada beberapa yang rajin mengajak saya ngobrol ngalor-ngidul, ada yang selalu berbaik hati mengingatkan saya untuk menjaga pola makan, ada yang tanpa diminta mengajari saya materi-materi ekstra. Lebih banyak yang hanya sekedar senyum sih. Tapi secara keseluruhan para guru itu hapal dengan saya, dan sikapnya baik terhadap saya.

Kalau dihadapkan dengan sikap yang generally bersahabat begitu, mana bisa saya bilang kalau guru-guru saya itu menyebalkan, coba? Bagi saya, semua guru itu menyenangkan. Baik. Ramah. Enak diajak bicara. Tidak pernah marah atau menolak kalau ditanyai macam-macam atau dimintai bantuan soal pelajaran. Intinya, semua guru punya nilai positif di mata saya.

Sunday, October 14, 2012

[Poetry] "Hello"

"Hello"
For whom do I smile? To whom do I greet?
Solitude binds me, in this sea of people
I drift from one to another--roosting high beyond their reach still
Do I find comfort? Or do I want consort?
Such musings get me nowhere, I realize
But dreams humans see, as natural as your wings flapping in the air
And dream I do see--for I am human, human still.

-13102012-
Forever alone means new poems

Thursday, October 11, 2012

[Orific] Bersama

For [#FF2in1] sesi 11 Oktober 2012 (1)
Tema: Cobalah Mengerti - Ariel, Uki, Lukman, Reza, David Ft Momo Geisha

Pagi. Masih dingin, dengan seberkas saja sinar mentari. Kantuk masih kental mengambang di udara, kecuali bagi seseorang. Hanya satu orang, yang pagi-pagi begini sudah bangun dan berkutat di dapur, memasak sarapan. Dia bahkan sudah selesai membuat nasi goreng, tinggal menyeduh teh--satu poci besar, dua cangkir, yang satu berisi dua sendok gula sementara satunya lagi dibiarkan bercita rasa pahit tanpa gula. Kesukaan lelaki yang saat itu masih sibuk di dunia mimpi.

Setelah selesai memasak, dan menyiapkan meja makan, wanita dengan rambut dijepit itu melirik jam. 'Sudah waktunya,' pikirnya, sembari melangkah ke kamar tidur. Ketika pintu kamar terbuka dan dia bisa mendengar suara desah napas dari tempat tidur, tanpa sadar senyumnya tersungging.

"Sayang... ayo bangun..." Wanita paruh baya itu mengguncang pelan tubuh orang yang masih asyik tidur tersebut. Sentuhannya dingin, nyaman, membuat yang dibangunkan segera membuka mata. Setelah matanya benar-benar terbuka--meski masih berselimut kantuk--wanita itu kembali berkata, "ayo cepat, bangun. Hari ini dokter datang pagi lho."

Lelaki muda--paling masih delapan belas tahun--mengangguk. Dia memaksa tubuhnya untuk duduk. Dengan gerakan lambat, dia menggerakkan tangannya membentuk serangkaian simbol.

Sarapan apa hari ini, Bu?

Sang wanita tersenyum. "Nasi goreng. Kamu suka, kan?"

Anggukan kecil lain.

"Nah, ayo berdiri. Sini Ibu bantu..." Wanita itu melingkarkan tangannya di sekitar pinggang si anak, lalu mengangkatnya, menariknya menuju kursi roda yang selalu siap di samping tempat tidur. "Tehnya juga sudah siap, lho."

Anaknya, lelaki tampan dengan rambut hitam pendek, tersenyum senang. Tangannya kembali bergerak-gerak. Terima kasih. Ibu pasti capek.

Ibunya menggeleng pelan, lalu mengusap tengkuk anaknya. "Jangan dipikirkan. Pokoknya Ibu ada di sini. Selalu di sini, untuk kamu. Ya, Sayang?"

Iya, Ibu. Kita terus bersama, ya...

-FIN-

Wednesday, October 10, 2012

[Poetry] Tick-Ticking of Life

Second to seconds,
time slips from inside the hourglass
It's starting to fall apart,
breaking the world anew.
Come, feel them
The grains of time that's pouring out,
 drenching us in glorious growth.
Come, don't be afraid
For all these pearls are yours,
all yours.

-09102012-
some scribbling in my English workbook

Monday, October 8, 2012

[Orific] Happy Birthday

For [#FF2in1] 8 Oktober 2012 (2)
Tema: Pesta

Kling!

"Selamat ulang tahun, Mia~!" Koor meriah dari seluruh tamu undangan memekakkan telinga,  membuat ruangan yang luas ini tiba-tiba jadi terasa sumpek. Tapi, si gadis yang berulang tahun tetap tersenyum lebar.

"Terima kasih, semuanya! Setelah ini, silakan berdansa sepuasnya!" seru Mia, yang disambut dengan riuh rendah dari para tamu. Ini dia acara yang paling dinanti malam ini--memang, Mia mengadakan pesta dengan tema dancing ball. Tema yang unik dan sangat menarik minat para sosialita muda tersebut.

Selagi musik mengalun, Mia sedikit menarik diri dari keramaian pesta menuju deretan kursi yang sedikit lebih privat. Di salah satu kursi nyaman itu, sudah ada seorang lelaki yang asyik menikmati sepotong kue.

"Hei," sapa Mia pelan, sementara dia mengambil tempat duduk di samping lelaki itu. "Kuenya enak?"

Lelaki itu, rambutnya disemir pirang cerah--cocok sekali dengan kulitnya yang pucat--mengacungkan jempol. "Enak banget, Mi! Homemade ya?"

"Iya. Spesial dari para juru masak di rumahku."

"Kereeen. Titip salam buat mereka, ya. Bilang aja kalau mereka tuh harusnya buka bakery aja."

Mia mendorong bahu temannya itu main-main. "Yang masak di rumahku siapa dong? Dasar Dave," dia tertawa. "Eh, aku minta dong..." Mia mencondongkan tubuhnya ke arah Dave, minta disuapi.

"Oke, Tuan Putri. Aaa~" Dave memotong sedikit kuenya, dan menyuapi gadis itu. Sementara Mia mengunyahnya, Dave sadar kalau ada sedikit bekas krim yang tertinggal di sudut bibirnya. Sorot mata Dave langsung berubah, memikirkan sesuatu yang nakal.

"Eh, Mi, ada yang kotor tuh..." Mia langsung bereaksi dengan mengusap sisi bibirnya, hanya saja di tempat yang salah. Dave menyeringai. "Gue bersihin ya..."

Tanpa menunggu persetujuan, Dave sudah beraksi. Bibirnya menempel di sudut bibir Mia, menjilat krim yang tersisa hingga bersih sama sekali, sebelum bergeser untuk mengecup bibir gadis itu. Barulah dia menarik tubuh dan berkata dengan senyum puas, "nah, sip."

Mia sungguh tidak menyangka Dave berani menciumnya di tengah-tengah pesta seperti ini. Tapi dia sama sekali tidak bisa marah, karena Dave kemudian mengelus rambutnya dan berbisik, "selamat ulang tahun."

-FIN-

[Orific] Hadiah Kelam

For [#FF2in1] 8 Oktober 2012 (1)
Tema: Ulang tahun

Kalau kau tahu seperti apa bunyi burung camar yang memekik di pantai, maka kau tahu seperti apa jeritan dari tenggorokan gadis itu. Gadis dengan pakaian kumal, berdebu, seperti tidak pernah berganti baju selama beberapa hari. Gadis dengan air mata berlinang di pipinya, menumpahkan seluruh emosi yang selama tiga hari ini berlarut-larut dalam jiwanya.

Bahkan setelah suaranya berubah parau, dan pipinya terasa kaku, gadis itu masih terus berusaha menjerit. Berteriak, menghardik, menyalahkan alam. Menyalahkan takdir. Menyalahkan Tuhan.

Bahkan ketika tak ada lagi kata atau nada yang keluar dari bibirnya, gadis itu masih terisak. Lututnya melemah, membuatnya jatuh terduduk. Bumi menyambutnya--pasir pantai itu terasa nyaman di kaki dan pantatnya; satu-satunya bentuk perhatian dari alam untuknya selama tiga hari terakhir.

"Mengapa?"

Satu kata, seribu tanya. Dilontarkan kepada Tuhan.

"Seharusnya ini jadi hari ulang tahunku yang paling berkesan... Aku berlibur ke Bali dengan keluargaku, bayangkan! Ayah pulang dari Kalimantan hanya untuk merayakannya bareng kami. Seharusnya ini hari bahagia. Iya kan?" cerocosnya terus. Masih bersama angin yang semakin dingin. Masih bersama tangis yang tak berakhir.

"Ayah, kenapa Ayah harus naik bus itu, sih? Ayah tahu sendiri kalau sopir bus itu sekarang banyak yang ugal-ugalan di jalan. Banyak kecelakaan. Kenapa Ayah masih naik bus? Aku sudah bilang, aku sama Kakak yang akan jemput Ayah ke Jakarta. Kenapa, Yah? Kenapa?"

Monolog. Lagi-lagi monolog. Tidak ada yang mau menjawab. Tidak ada yang berani mendekat.

Ulang tahun? Sweet seventeen? Omong kosong.

-FIN-

A/N:
HA. Apa ini. Masa tema hepi gitu dijadiin angst? There's something wrong in my mind, I tell you.

[Photo] Grandma's Glasses?


Kacamata ini, baru. Kacamata ini, punya okaa-sama. Dan, masih baru.

Tapi bagi saya, kacamata ini bentuknya jadul sekali! Like, grandma's glasses.

=))

Tuesday, October 2, 2012

Pretty Presents

Yesterday shines in my eyes,
Yesterday rings in my ears,
And yesterday blossoms in my heart,
Vianna desu.

Yesterday was my birthday. I invited my classmates (and former classmate--our class got divided last year) to celebrate it at home. And the funny thing is, one of my classmate has his birthday on that day too! Well, though he was born in '94, while me in '95. We're exactly one years apart, even though we're in the same class XD

Well, it was very hilarious. And I mean, very. You couldn't talk in your normal volume--you had to shout loudly to be heard. Go imagine. The birthday boy (let's call him Dhani) brought his guitar too, because I requested him~ I know my male classmates are very fond of music, not to mention they also like to play various songs with guitar. Looks like it was a wise desicion, because the guitar and music certainly was the ice-breaker. We sang, sang along, and laugh.

The party lasted until eight. I helped my mom cleaning the house after the last guest had went home. After that, I started to unpack the presents my friends gave to me.

I got about five... or six. Can't really remember, eheheh.

[Poetry] Merry-Merry

We'll ride the merry-go-round,
Everyone, together, hand-in-hand
Go round and around and we'll land
On the hills of of dream and reality's junction
Twist them into mirage--even just a fraction
It's enough; illusionary truth, brings happiness
Although a bit, although a moment,
If we laugh and hold hands, it's enough.
Let's ride the merry-go-round

-01102012-
When my heart sings merrily