Thursday, February 12, 2015

Jepang!! Yatta!! ~part 1~

Jepang. Destinasi impian semua mahasiswa Sastra Jepang, termasuk saya. Demi apa, bulan Januari kemarin saya berhasil mewujudkan mimpi itu. Saya menginjak tanah Jepang! Dan gratis. Hoho. Kok bisa sih? Bisa dong, karena saya ke Jepang dalam rangka mengikuti program Jenesys 2.0 :”””)

Jadi semuanya bermula di bulan... bulan apa ya? September atau Oktober gitu deh. Lupa euy. Ada pengumuman dari admin prodi Sastra Jepang Universitas Airlangga, bahwa sedang dibuka pendaftaran program Jenesys untuk bulan Januari. Syaratnya, harus membuat sakubun (karangan) dengan tema yang telah ditentukan oleh sensei.

Saya ingat, waktu itu deadline sakubun tinggal sehari. Dan saya belum bikin sama sekali (hehe). Hari sudah sore, pikiran sudah semrawut, saya sudah nggak berharap banyak.


Eh, pucuk dicinta ulam pun tiba: malamnya ada pengumuman baru. Pendaftar tidak perlu membuat sakubun, cukup punya paspor dan mengisi formulir pendaftaran di ruang jurusan besok pagi. Hal ini dikarenakan deadline pengumpulan berkas ke Kemendiknas Pusat dipercepat.

YIPPE! Saya sudah punya paspor sejak lulus SMA!

So hanya berbekal scan paspor (karena paspor asli ada di rumah, saya ngekos) saya pun mendaftar. Di formulir pendaftarannya sendiri, ada beberapa lembar. Lembar pertama untuk data pribadi (nama, umur, TTL, nama orangtua/wali, alamat, semacam itulah). Lembar kedua untuk health and dietary preferences (keterangan sakit berat, alergi, sampai pantangan makanan) dan languange skills (nilai TOEFL, JLPT, jumlah berapa jam belajar bahasa Jepang—yang terakhir ini gokil karena hello mana eyke tahu berapa jam gituh?). Lembar ketiga untuk hobbies, clubs, academic achievement, dan what do you hope to achieve by participating in this program (again, yang terakhir ini gokil karena diisi dengan sangat heboh dan lebay wwwww).

Setelah mengumpulkan berkas pendaftaran ke sensei, saya tinggal menunggu pengumuman.

Menunggu...

Dan menunggu...

...........sampai saya lupa kalau saya pernah daftar wwwwwww

Tiba-tiba aja, di suatu hari bulan November, di siang bolong, dua teman sekelas saya mendatangi saya dengan heboh. Mereka bilang, “ANN. Kamu dapet email nggak?”

...hah? Email apaan coba?

Mereka kemudian menunjukkan email yang mereka terima. Subjeknya: Kelengkapan Dokumen Persyaratan Jenesys 2.0 JAPANESE LANGUAGE PROGRAM. Saya liat-liatan sama mereka. “Maksudnya kita keterima nih?” kata Rin, salah satunya.

“Mestinya,” saya yang jawab.

“Ann, kamu serius nggak dapet email begini?”

“Nggak tuh. Ciyus. Aku nggak keterima berarti.”

Violet, yang satunya lagi menyanggah, “Gak, gak mungkin. Si A sama B aja keterima. Gak mungkin kamu nggak keterima!”

“Lha buktinya aku nggak dapet email kan?”

...

Oke, pembicaraan berhenti sampai di situ. Saya pergi karena harus latihan yosakoi.

Tapi ternyata, di tengah latihan yosakoi, saya mendapat sebuah sms dari nomor tidak dikenal. Katanya, dia pegawai Dikti. Minta alamat email saya. Dan setelah saya jawab smsnya, saya pun menerima email yang sama seperti yang ditunjukkan Rin dan Violet.

“...maksudnya saya keterima nih?”

Krik

Yah, singkat cerita saya dan teman-teman pun berjuang melengkapi berkas lalu mengirimnya ke Kemendiknas Pusat. Kemudian datanglah sebuah undangan untuk mengikuti semacam orientasi di rumah dinas Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya (namanya Noboru-san). Tentu saja kami excited. Ini semacam pengakuan tidak tertulis kalau kami sungguh akan pergi ke Jepang.

Di acara orientasi slash makan siang bersama itu, para peserta Jenesys 2.0 yang berasal dari daerah Jawa Timur dikumpulkan. Ternyata ada 13 orang dari Universitas Airlangga (termasuk saya), 2 orang dari Universitas 17 Agustus, 1 dari Universitas Dr. Soetomo, dan beberapa dari Universitas Brawijaya. Kami diberi handbook yang berisi tentang pengenalan program sampai persiapan yang harus dilakukan sebelum ke Jepang. Kami juga diberi suguhan berupa upacara minum teh (chanoyu) sederhana, yang dibawakan langsung oleh putri tunggal Noboru-san.

Selanjutnya, hari-hari saya dipenuhi kesibukan UAS haha. Di tengah-tengah UAS juga pusing mikirin persiapan kepergian ke Jepang sih. Yang agak bikin ketar-ketir sih, fakta bahwa saya akan berangkat di bulan Januari yang notabene musim dingin. Langsung deh berburu jaket tebal, syal, sarung tangan, topi rajut, baju-baju lengan panjang, sepatu, dan kaos kaki. Pas barangnya sudah lengkap semua, ganti pusing mikirin cara masukin semuanya ke dalam koper kecil saya. Sampai berkali-kali update status dengan caps lock karena tingkat frustasi saya sudah melewati ambang batas xDD

Tidak lupa pesan tiket pesawat untuk PP Surabaya-Jakarta juga~ (Psst, kira-kira dua minggu sebelum keberangkatan saya naik A*rAsia ke Jakarta, ada peristiwa pesawat jatuh itu. Seram. Tapi toh tiket udah di tangan, masa mau ngebatalin? Lalala)

Kiranya itu saja sih rangkaian peristiwa pra-persiapan keberangkatan. So sampai di sini dulu ya~ nantikan part selanjutnya yeaay! (p.s : niatnya sih kisah satu hari dapet satu post, jadi kira-kira masih ada 8 part lagi, so stay tune yak)

No comments:

Post a Comment